Keutama'an Ilmu dan Orang Alim

Berikut ringkasan keutamaan ilmu dan orang alim menurut *Tanqīḥul‑Qawl al‑Ḥathīth*(Syāikh Nawawī al‑Bantānī), berdasarkan Bab 1: Keutamaan Ilmu dan Ulama’ (فضيلة العلم والعلم

Beberapa keutamaan ilmu & orang alim menurut Tanqīḥul Qawl

1. Duduk di majelis ilmu

   Duduk di majelis ilmu walau sebentar, meski tanpa memegang pena atau menulis satu huruf pun, lebih baik daripada memerdekakan seribu budak (raqabah).

2. Melihat wajah orang alim

   Melihat wajah seorang alim lebih bernilai daripada bersedekah seribu kuda di jalan Allah. 

3. Mengucapkan salam kepada orang alim

   Memberi salam kepada orang alim lebih baik daripada melaksanakan ibadah sunnah selama seribu tahun. (

4. Orang faqih dan wara’ lebih berat bagi Setan

   "Seorang faqih yang wara’ (yakni berhati‑hati agar tidak terjerumus ke haram) itu lebih sulit dihadapi oleh syetan dibandingkan seribu ahli ibadah yang rajin tetapi jahil (bodoh) dalam ilmu. ″ 

5. Keutamaan orang alim atas orang yang hanya ahli ibadah

   Orang alim yang mengamalkan ilmunya memiliki keutamaan seperti rembulan di malam purnama dibandingkan bintang‑bintang. Ini menunjukkan besarnya perbedaan derajat antara orang yang berilmu & mengamalkan ilmu dibandingkan yang hanya beramal tapi kurang ilmu. 

6. Keutamaan belajar satu bab ilmu

   Belajar satu bab ilmu, walaupun tidak diamalkan, lebih utama daripada melakukan shalat sunnah sebanyak seribu rakaat. 

7. Berinteraksi / mendekat kepada orang alim

   Beberapa tindakan seperti mengunjungi orang alim, bersalaman, duduk bersama mereka, memiliki keutamaan seperti duduk bersama Nabi, atau sekurang‑kurangnya mendekat kepada mereka mendatangkan pahala besar dan kedudukan di hari kiam

Pelajaran & Implikasi praktis

* Keutamaan ikut majelis ilmu meskipun tanpa banyak aktivitas luar seperti mencatat; cukup mendengarkan dan berinteraksi dengan hati yang ikhlas.

* Penghormatan kepada orang alim bukan sekadar adat, tapi ada nilai spiritual besar di dalamnya (salam, menghormati, bahkan hanya melihat wajah mereka).

* Ilmu lebih mendekatkan seseorang kepada Allah dibanding amalan semata tanpa ilmu; ilmu memberi arah, pencegah dari kekeliruan.

* Mengamalkan ilmu sangat penting agar ilmu itu manfaatnya nyata, bukan hanya status atau formalitas.

* Mencari ilmu dianggap ibadah besar, dengan pahala yang luar biasa, bahkan sebelum tindakan fisik dilakukan